Cerita ini saya buat sebagai
bentuk motivasi dan kesadaran untuk para anak bangsa yang sekarang banyak
diantara dari mereka buta akan kesadaran dilarangnya kita menjadi seorang
Pecandu..
Saya harap, cerita ini dapat
membangun dan menghindarkan para calon generasi penerus bangsa dari hal yang
dapat merusak hidup kita secara perlahan yaitu NARKOBA!
!!SAY NO TO DRUGS!!
Author by Nindhita Meilaruya
Don’t Like? Don’t Read!!
Enjoy.. :)
Disebuah sekolah menengah Atas terkenal dipusat kota
terdapat segerombolan geng yang dikenal sering kali membuat onar disekolah tersebut,
geng yang terbentuk dari 3 orang remaja laki laki dari sebuah kelas yang
terkenal dengan muridnya yang sulit diatur. 3 remaja laki laki itu bernama
Beny, Rehan, dan Alvin. Terlihat saat ini mereka sedang berada didalam kelasnya
12D, duduk bersama tepat diatas meja yang seharusnya digunakan untuk Belajar.
“Pulang sekolah ini kita kemana?” Ujar Alvin, seorang anak
dari keluarga yang berkecukupan namun dia adalah seorang anak Broken Home.
Bagaimana tidak, Orang Tuanya jarang sekali memperhatikan dia. Sejak kecil ia
lebih banyak bersama dengan Bi Ijah- Seorang wanita paruh baya yang sudah
menjadi seorang pembantu dikeluarga Alvin sejak 20 tahun silam.
“Bagaimana kalau pulang sekolah kita balapan?” sambung Rehan,
dia juga seorang anak korban dari kehancuran sebuah rumah tangga. Orang Tuanya
sudah bercerai saat ia berumur 15 tahun dan sekarang ia hanya tinggal bersama
Ayahnya yang kemungkinan jarang sekali memperhatikan anaknya tersebut.
“chk! Liburan hampir tiba, jalanan macet. Aku tak ingin jadi
korban kejaran polisi lagi” cetus Beny- seorang anak dari keluarga sederhana,
dan memiliki seorang ayah yang gila judi.
“Ah bagaimana kalau malam nanti kita pergi ke cafe dekat
rumahku?” ujar Alvin mengusulkan.
“Wow! It’s a Good Idea Boy haha, Sekalian kita....”
“Selamat pagi anak anak!”
baru saja Beny ingin mengeluarkan
sebuah benda berbentuk seperti obat yang mungkin telah menjadi hobi favorite
mereka bertiga, namun ucapannya terpotong akibat suara mengagetkan dari seorang
wanita paruh baya yang ternyata adalah wali kelas mereka sendiri. membuat beny
enggan mengeluarkan sebungkus kecil sabu yang termasuk dari jenis obat obatan
terlarang dan memasukannya kembali kedalam saku celananya.
“Beny, Rehan, Alvin! Kembali kebangku kalian masing
masing!!” Geram Bu Rani, wali kelas
sekaligus guru Matematika yang terkenal killer.
“Yeaahh~” ucap Alvin seraya memicingkan kedua bola matanya
malas.
“Baiklah, kali ini Ibu akan memperkenalkan kepada kalian seorang
siswi baru pindahan, silahkan perkenalkan dirimu Fey!” ujar Bu Rani seraya
tersenyum pada seorang siswi baru disampingnya.
“Selamat Pagi semuanya, perkenalkan namaku Feylissia Qanita,
kalian bisa memanggilku Fey. Senang berkenalan dengan kalian semua,” senyum
manis Fey simpulkan dari bibirnya.
“Ekheem!” Beny sang pembuat Onar dikelas mengangkat
tangannya. Matanya melirik kearah siswi pindahan didepannya, dan tersenyum
jahil.
“You’re so Beautiful!”
murid seisi kelas tertawa seketika mendengar celetukan konyol Beny.
“BENY!” Geram Bu Rani kembali. Seketika suara riuh tawa
seisi kelas berhenti dan beny hanya bisa diam menahan tawa.
“Fey, kau bisa duduk disana” ujar Bu Rani kepada Fey,
tangannya menunjuk sebuah bangku paling depan tepat disudut kanan kelas.
“Baiklah,” kemudian Fey mulai duduk dibangku barunya,
matanya memandangi seisi ruangan kelas yang masih asing baginya. Hingga ucapan
Bu Rani menyadarkan dirinya...
“Baiklah anak anak, buka buku Matematika kalian halaman 32”
“Baik Bu” serempak murid seisi kelas.
[SKIP TIME]
TEETT~ TEET~ TET~
Bel tanda istirahatpun berbunyi, beberapa murid kelas 12D
pergi untuk kekantin, dan lain sebagainya. Beberapa yang lainnya pun ada yang
hanya diam dikelas termasuk Fey dan Trio Pembuat Onar siapa lagi kalau bukan
Beny, Rehan, dan Alvin.
Entah apa yang sedang 3 anak itu bicarakan, gerak geriknya
serasa mencurigakan. Mata Fey menatap menyelidiki mereka bertiga.
‘Apa yang mereka
lakukan disudut kelas itu yah?’ Gumam Fey dalam hatinya.
Rasa penasaran yang timbul dari diri gadis ini, membuatnya
untuk memberanikan diri mendekati 3 Pria pecandu ini.
“APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN?!” Mata Fey melebar kaget
melihat apa yang terjadi didepannya saat ini.
“Heeyy, kauu! Anak baru, apa yang kau lakukan disini? Kau
tidak tahu apa apa, jadi sebaiknya pergilah” Cetus Alvin, tangannya saat ini
tengah memegang sebuah plastik kecil yang berisi salah satu dari obat obatan
terlarang.
“Apa? Heeyy, aku memang anak baru disini. Tapi aku berhak
untuk ikut campur dalam urusan seperti ini!!” ujar Fey memberanikan diri.
“Jadi kau mau ikut? Kau kita anggap keren, jika bergabung
dengan kami” kalimat tanya tak bermutu rehan lontarkan.
“Chk! Tidak mungkin aku bergabung dalam sebuah geng perusak
moral bangsa dan harga diri” ketus Fey tajam.
“K-kaaaauu...” baru saja Beny ingin menghajar gadis
didepannya ini, tapi tangan fey lebih cepat menangkis tangan beny.
“lihat, inikah yang dinamakan Keren? Kalian baru bisa
dibilang keren jika kalian menunjukan sebuah prestasi yang membanggakan dunia! BUKAN PRESTASI YANG TAK DIAKUI DUNIA” kembali kalimat tajam fey lontarkan, seraya menegaskan ucapannya.
“Kau ini hanya __” Alvin
yang semula diam, mulai membela kedua sahabatnya ini tapi ucapannya kembali
terpotong oleh Fey.
“Kau ini hanya anak baru! Benarkan? Ya aku memang siswi
baru disekolah ini, tapi jika aku melihat hal seperti ini, maka aku tak akan
tinggal diam.”
“Jangan sok menjadi jagoan!!” sambung Beny dengan amarahnya
yang meledak ledak.
“Aku tak ingin berlama lama berurusan dengan orang seperti
kalian, aku haya ingin kalian sadar.. apa Gunanya kalian menjadi seorang
pecandu seperti itu? Itu hanya untuk sebuah kesenangan sesaat bukan? Apa kalian
tak merasa kasihan dengan orang tua kalian, yang telah berjuang mati matian
untuk membesarkan kalian, dan mempertahankan hidup. Semua orang tua pasti
menginginkan yang terbaik untuk anaknya, dan aku harap kalian sadar akan hal
itu!”
“Orang tua kami bahkan tak pernah perduli, haha!” tawa
dibalik kesedihan mendalam Alvin tunjukan didepan Fey.
“SEMUANYA SI-BUK!! Hahaa sibuk yaaa sibuk sekali!!” ujar
Rehan seperti orang gila, dia berteriak, tertawa dalam keadaan bersedih.
“Sehingga kami diabaikan, chk!” sambung Alvin.
“bukan maksudku seakan akan tak merasakan penderitaan
kalian, aku merasakan. Setahun yang lalu kematian menghampiri kakakku.. dia
meninggal, akibat benda yang kalian pegang itu, dia seorang pecandu akut,
kekonyolan kekonyolan yang dia lakukan, halusinasi, dan sebagainya membuat dia
perlahan lahan hancur, obat itu telah membuat tubuhnya rusak dan akhirnya..
Ah
Sudahlah! Karena itu, aku hanya tidak ingin suatu saat akan datang korban
korban selanjutnya dari barang mematikan itu, kalian sama saja membunuh diri
sendiri secara perlahan lahan kecuali kalian berniat untuk mengakhirinya.”
Air
mata tak terasa membasahi kedua pipi Fey, hal ini mengingatkannya kembali pada
kejadian setahun silam, kejadian dimana kakak laki laki satu satunya yang dia
punya telah pergi meninggalkan Fey selama lamanya akibat sebuah barang
mematikan yaitu NARKOBA!
Kemudian untuk terakhir kalinya, fey berpesan pada Alvin,
Beny, dan Rehan yang sedari tadi hanya bisa terdiam tanpa kata.
“ah maafkan aku, aku hanya ingin berniat menyelamatkan
kalian dari semua jebakan ini. kalian masih muda, masa depan yang kalian tempuh
masih panjang. Buatlah orang tuamu bangga, buatlah dunia bangga pada kalian,
Buatlah Tuhan kembali tersenyum, karena dia selalu memaafkan hambanya yang
memiliki semangat untuk hidup dan bangkit dari jebakan dunia luar yang bebas
dan luas ini”
Disaat Fey ingin beranjak pergi, Alvin melontarkan sebuah
kalimat yang membuat Fey terkejut.
“Ajari kami bagaimana caranya lepas dari jebakan mematikan
ini..”
“A-apa?”
“Kami ingin lepas dari Narkoba, rasanya sulit.. sulit sekali
untuk tinggalkan hal seperti ini. kami tahu ini bodoh, tapi jika kami tak
memakainya, entah mengapa rasanya tubuh ini serasa lemah, sakit, dan tak bisa
apa apa. Itulah yang kami rasakan!” Ujar Alvin, matanya memerah, setetes air
mata jatuh kepipi tirusnya.
“Entah sejak kapan kami memulainya, kami hanya ingin
berusaha melupakan semua masalah masalah yang terjadi di masing masing keluarga
kami, hal itu membuat kami seakan stress dan terngiang dipikiran kami untuk
mencoba barang itu.. dan kini kami menyesal menggunakannya, mungkin saat itu
kami tahu kalau itu berbahaya, tapi frustasi yang kami rasakan, menuntun kita
untuk memakainya. ” sambung Rehan yang juga menyadari akan hal itu.
“dan kami rasa, hidup kami mulai berubah.. pikiran kami
serasa melayang entah kemana, dan itu sangat menenangkan jiwa kami. Tanpa
memikirkan sebuah kematian akan datang perlahan lahan pada diri kami masing
masing, dan yang telah berhasil menyadarkan hal itu adalah kau Fey!”
Sambung Andy yang juga telah terisak menangisi
penyesalannya.
Mereka berharap Fey bisa membantunya, membantunya kembali
menjadi orang normal yang sehat dan dapat membanguun prestasi prestasi disetiap
hidupnya seperti dulu lagi.
‘Terimakasih ya Tuhan, kau telah membuka pintu
hati mereka semua.. berilah aku kekuatan untuk membantu mereka kembali menjadi
anak yang membanggakan dan dibanggakan’
Fey yang melihat mereka mulai
tersadarpun akhirnya tersenyum bahagia, ia menangis haru melihat hal ini.
didalam hatinya ia benar benar berterimakasih pada sang maha Kuasa.
“Aku akan membantu kalian,”
“Sungguh?” ujar Alvin kegirangan.
“Asal kalian bersungguh sungguh!”
“KAMI SANGAT
BERSUNGGUH SUNGGUH!!” kata Alvin, Andy dan Rehan serempak. Senyum semangat
untuk masa depan mereka tunjukkan.
Dan akhirnya Alvin, Andy, Rehan, dan Fey
menjadi sebuah sahabat yang tak terpisahkan, kesadaran untuk bangkit dari kata
Narkoba akan mereka tunjukan perlahan lahan pada Dunia.. Mengukir Prestasi dan
membanggakan semua orang.
Masa Depan kalian, ada ditangan kalian sendiri
gunakan setiap waktumu sebaik mungkin
Mari kita berprestasi tanpa Narkoba!! :)
END
*Cerita ini
hanya sebagai motivasi, mohon maaf bila ada kesamaan nama dan kesalahan kata
yang kurang berkenan. Terimakasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar